#MELIHAT IDEAL SETINGAN DENGAN MELIHAT EMISI GAS BUANG


Kita bisa menganalisa sehatnya  kendaraan kita dengan melihat emisi gas buang. Maka sering bengkel –  bengkel besar melengkapi peralatannya dengan CO tester untuk mengetahui hasil kerja bengkel tersbut.

Biasanya CO tester menampilkan fitur  gas CO, O2, HC, CO2, dan NOx.

CO2 ( Karbon Dioksida )

Rumus kimiane:

C + O2>>>CO2 (CO2)

Inilah hasil yang paling diingikan di kendaraan,karena bila terjadi penbakaran sempurna hanya pada ruang bakar akan menghasilkan CO2 , ,  Dimana perbandingan karbon dan oksigen  ( AFR ) ideal ( tidak kurus/ kaya).

CO  ( Karbon Monoksida )

Pada pembakaran sempurna : C + O2>>>CO2 (2)

Bila kita mendapatkan hasil CO yang tinggi berati campuran AFR kaya, dimana molekul karbon lebih banyak daripada molekul O2, dan  CO2 akan menurun drastis.

Rumus kimiane:

2C + O2.>>>> 2CO

CO bisa diturunkan dengan menambahkan oksigen (O2) sehingga akanmenghasilkan CO2 ( lihat rumus kimia 2 ).

Tetapi bila kita telalu banyak menambahkan  O2 maka campuran akan kering, bisa mengkaibatkan detonasi, mesin cepat panas dan akan menimbulkan HC yang tinggi.

HC  (Hidrokarbon)

Pada pembakaran sempurna ( seharuse ) pembakaran akan terjadi :

2H2 + 2O2 + 2C  >>>>2H2O + 2CO2

Bila AFR telalu miskin (terlalu banyak Oksigen )  pembakaran menjadi tidak sempurna, seharusnya menghasilkan CO2, tidak terjadi. dan akan menghasilkan HC yang tinggi karena BBM yang mundak 😆   *eh… tidak terbakar seluruhnya diruang bakar, tapi terbakar di area saluran pembuangan ( knalpot )

Selain itu penggunaan noken as / camshaft  yang overlape lama / panjang   bisa menyebabkan emisi HC yang keluar  tinggi. Dan bisa terjadi ketika kita tiba – tiba menutup gas (engine brake) ketika puteran mesin (rpm ) tinggi.

HC yang tinggi dapat meyebabkan suhu mesin tinggi, terjadi ngelitik, dan terjadi pembakaran di knalpot yang ditandai letusan di knalpot (knalpot nembak / mbledos 😛 ).

N0x  ( Nitrox )

Pada pembakaran sempurna seharusnya terjadi:

N2 +O2 >>>>>> 2NO

Emisi ini agak berbeda dengan CO ataupun HC, karena terjadi pada pembakaran sempurna pada AFR / stoicmatrik ratio yang ideal. Bila CO atau HC banyak NOx akan berkurang.

NOx terjadi karena ruang bakar yang sangat panas sehingga notrogen (N2) akan bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan:

2N0 + O2 >>>> 2NO2

Maka agar nitrogen tidak cepat bereaksi dengan oksigen maka suhu dalam ruang bakar terjaga 80 – 90′ C. Dari sini bisa kita lihat mungkin sitem pendinginan mesin kita bermasalah.

O2

Bila ada peningkatan O2 bisa saja ada kebocoran saluran pembuangan, yang biasanya ditandai HC dan CO normal sedangkan CO2 menurun, inget CO2 terjadi hanya diruang bakar

CO  HC maupun NOx  dapat dikurangi dengan cara memakai katalik  converter yang memberikan pasokan O2  sehingga dapat memecah bila CO>>>2CO + O2 = 2CO2;  bila HC>>> 2HC + O2  = 2H2O + CO2 ; dan bila NOx>>>2NOx + O2 = N2 + 2O2.

Itulah tulisan saya

Mohon masukane lurr….Matur suwun… :mrcool:

7 thoughts on “#MELIHAT IDEAL SETINGAN DENGAN MELIHAT EMISI GAS BUANG

  1. analisa komplit..
    aku ngertine nek motor karbu mung nyetel angine kudu pas ngunu thok…pake feeling lagi.. 😳
    nek baut ulir angine kerapeten/terlalu masuk berarti kaya bensin alias boros..dan Sebaliknya..
    opo yo ngunu to,mas..?

    • bisa juga mas..kalo awak dewe nyetel angin2ne kalo diputer dari rapet kekanan kurang dari 2 puteran wes rpm tinggi, berati stelan kering..kalo wes diputer lebih dari3 baru rpm tinggi berati stelan kekayaan 😛

  2. shared aja masbro:waktu awal2 saya ikut balap (tahun 2005-2006an kalo ga salah)dulu pernah lihat tommy huang setting suprax 125nya pake alat apaaa gitu kok di colok2 di knalpot nah baru kemudian saya browsing ehh ga tahunya pake AFR meter,wuasemmmm maklum dulu kan saya jadi mekanik jadul tahunya seting motor ya diblayer2 dan pake fealing
    pantesan motor BRT kenceng2 wong yg punya canggih jeeee 😀

mahon masukan komeng, saran, kritik..matur suwun